20.1.10

“JAKARTA NOISE FEST #2” @ Rossi Musik Fatmawati, Jakarta-Selatan. Sabtu, 27 Desember 2009

Taken from Wastedrockers


Sebagai penutup tahun 2009, Jakarta’s annual experimental / cutting-edge music festival, “Jakarta Noise Fest #2” kembali digelar oleh Wasted Rockers, yang kini bekerjasama dengan salah satu clothing-line lokal, Huppalawya sebagai rekanan tim penyelenggara acara. Untuk gelarannya yang kedua ini, JNF #2 (ket: disingkat) mengambil tempat di Rossi Musik di bilangan Fatmawati, Jakarta-Selatan, dengan mengundang delapan band lokal dan satu musisi luar, mereka adalah: DJ Urine, Sungsang Lebam Telak, Sabedarah, Sajama Cut, Kishy, A Fine Tuning Creation, Iblis Kotor, Sarin & Shoah. Acara ini dibuka oleh Dede, sang MC garing kacangan.

Band yang pertama tampil, yaitu kolektif harsh-noise Shoah. Mereka kali ini tampil dengan musik noise yang lebih droning dan atmospheric. Setelah hampir 20 menit meneror telinga para audiens, akhirnya selesai set mereka.

Selanjutnya ada Sarin. Band space-rock / bliss-pop / post-rock andalan Ibu Kota. Meski saat ini di lokal banyak bermunculan band-band baru yang “Mogwai / Sigur Ros wannabees”, Sarin membuktikan bahwa diri mereka berbeda, dengan terus mengeksplor sound mereka. Yeah, sound dari Sarin kini menjadi lebih heavy & sharp. Sound-nya juga menjadi noisy & metallic (tapi tidak terjebak dalam kategorisasi “post-metal”). Oh iya, di penampilannya kali ini, Sarin featuring Bintang dari Mellon Yellow. Nice!

Selepas Sarin, ada A Fine Tuning Creation, yang merupakan proyek solo Aryo dari Space System. Kalau Space System musiknya eklektik (dari classic-disco / house, ke 70’s psychedelic / space-rock), maka di A Fine Tuning Creation musiknya lebih raw. Di sini Aryo tetap memainkan piano dan analog-synth nya, hanya saja output sound-nya lebih distorted dan experimental.

Iblis Kotor adalah band selanjutnya untuk tampil. Iblis Kotor adalah proyek solo Abim dari Curah Melodia Mandiri. Beda dengan 8-bit / chiptune yang biasa dimainkan Curah Melodia Mandiri, musik Iblis Kotor lebih eksperimental dan lebih menonjolkan kelokalan (banyak memakai instrumen musik-musik etnik lokal). Di performance-nya kali ini Iblis Kotor dibantu oleh beberapa kru Space Records dan member dari Kelelawar Malam.

By the way, di selang-seling performance band, show ini juga diisi oleh spinning dari Resident DJ of Gangga, yang memutarkan tembang-tembang Bollywood dan other eclectic stuff. Yang diiringi juga oleh visual dari 20 / 20 Sight Scenary.

Memang untuk JNF #2 banyak diisi oleh band-band proyekkan, seperti contohnya, band setelah Iblis Kotor, yakni Kishy. Supergroup ini adalah proyekkan beberapa member dari Cascade, Jelly Belly & Avenue / The Crowded Room. Memainkan ambient / dream / ethereal-sound secara analog. Dengan outfit rapih (mereka semua tampil dengan memakai jas) dan musik yang menghanyutkan, jelas merupakan pernyataan akan “classy-nya” musik mereka.

Sudah lama saya tidak menonton band selanjutnya, Sajama Cut! Kini Marcel cs. Tampil dengan musik berbeda yang epic, megah & eksperimental. Ya, banyak lagu-lagu dari album Osaka Journal yang dikemas menjadi lebih eksperimental. Sesuai dengan konsep musik Sajama Cut yang selalu berubah-rubah di setiap albumnya.

Sabedarah, salah satu supergroup lagi, tampil selepas Sajama Cut. Sabedarah adalah proyek dari Danif (Kalimayat / Khuruksetra), Uri (Ghaust / Gatt / Bertanduk!) & Adit Bujbunen Al Buse (Karbala Bukan Fatamorgana / Udanwatu). Musik dari Sabedarah musiknya memang gabungan unsur-unsur dari background para membernya; noise / drone dari Danif, sludge dari Uri & dan teaterikal dari Adit Bujbunen Al Buse. Komposisi drone-doom / blackened sludge-doom / black-ambient dengan unsur musik etnik Jawa ditampilkan oleh mereka selama 20 menit. Penampilan mereka menjadi lebih atmospheric dan menakutkan, karena Sabedarah juga menggunakan efek smoke-gun, plus aksi teaterikal dari Adit yang oke. Seram!…

Band lokal pamungkas, Sungsang Lebam Telak! Setelah men-set gear lumayan lama, akhirnya siap juga mereka! Komposisi-komposisi SL*T di show ini jadi lebih singkat dan cepat, tidak seperti biasanya. Banyak terdengar pengaruh dari band-band math-rock Jepang dan NY / Chicago no-wave revival. Oh iya, di beberapa lagu SL*T juga featuring Akbar dan Ewing dari A Stone A sebagai pemain terompet.

Musisi terakhir, DJ Urine, soloist experimental / turntablism / noise dari Paris, Perancis. Teknik performance dari musisi ini sangat keren! Dia menggabungkan tiga set turntable (custom made), lalu memutar semua vinyl-nya secara back-to-back tanpa crossfading. Kadang-kadang juga DJ Urine juga memainkan vinyl yang sudah patah (yang menimbulkan efek distorsi dan noise). Lalu itu semua ditambahkan dengan permainan circuit-bending via mixer-channel hingga membuat “big noise”. Bahkan dia juga membuat efek feedback dengan cara turntable yang ditabrakkan ke amplifier layaknya gitar-elektrik! Ya, bertambah pengalaman kami menonton musisi dengan teknik performance yang beda dari yang lain. Oh iya, DJ Urine juga bakal dirilis albumnya tahun 2010 via Ipecac Records!

Ya, mudah-mudahan ke depannya festival ini bisa jadi ajang pentas unjuk gigi para seniman musik eksperimental di Indonesia, dan bisa se-cool dan sekeren event “Meltdown Festival”, “All Tommorow Parties” & “Pitchfork Fest”!? Hahaha… We wish! Oke, sampai jumpa di JNF #3 di tahun 2010 guys!…
* Reportase oleh: Dede
* Foto-foto oleh: Poppie & Angga

more photographs here!

No comments:

Post a Comment