18.8.10

Di Bangku Taman

   

Pemuda itu tak bergeser menjauh ketika pemudi itu duduk di bangku taman yang sama.

Pemuda itu memandangi pemudi yang baru duduk di sebelahnya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dari tiara yang menyembul dibalik rmabut gelap nan tebal, untaian berlian yang menggantung di lehernya, kain impor yang membungkus seluruh tubuhnya dan kuku kaki yang dicat rapi berwarna kemerahan.

Pemudi itu melakukan hal yang sama. Namun hanya melirik. Sejenak pemudi itu terpaku pada rubik yang terus berputar di tangan pemuda mencari pasangan warna yang sesuai.

Pemudi itu kemudian menoleh ke belakang dan tersenyum menikmati beberapa orang dengan jas dan dasi membawa koper berisi jutaan dollar sambil menari dengan payung kecil.

Pemuda itu bertanya "kamu suka?"Pemudi itu menoleh sedikit lalu kembali menikmati tarian orang-orang berjas tersebut. Lalu menjawab "Ya, bukankah itu sangat menyenangkan. Lihat kini mereka membuka kopernya dan menaburi kepala mereka dengan dollar sambil menari."

"Ya, mungkin.. Tergantung.." Pemuda itu menanggapi. Matanya tak lepas dari rubik.

"Aneh, kamu ada di sini, tapi tidak tertarik dengan mereka" kini pemudi itu memiringkan tubuhnya dan menatap serius pemuda itu.

"Aku suka menari, tapi tanpa sepatu. Rasanya lebih nyaman jika bersentuhan dengan rumput. Membuatu tergelitik sehingga tarianku lebih atraktif" pemuda itu sedikit tersenyum memandang sejenak si pemudi yang mulai berkerut dahinya.

"Bagaimana bisa kamu hidup tanpa sepatu?" Pemudi itu bertanya.

"Aku tak bilang hidup tanpa sepatu. Hanya ketika menari atau sedang duduk seperti ini saja. Aku sesekali pakai sepatu ketika berbaur dengan massa"

Pemudi itu tampak semakin tidak mengerti. "Menari sendiri? Karena kamu berbeda dengan mereka."

"Tapi aku tak pernah berhenti, tak mau berhenti setidaknya." Pemuda itu menjawab singkat

"Maksudmu?" Pemudi itu kembali bertanya.

Pemuda itu berhenti memutar rubik dan memiringkan badannya berhadapan dengan si pemudi. "Lihat mereka sekarang"

Orang-orang dengan jas dan dasi itu kini menari lemas, senyumnya terbalik. Kopernya telah kosong. Seketika mereka sadar isi kopernya telah berhamburan. Mereka serentak tersentak. Mulai memunguti dollar, lalu berebutan, masing-masing mengakui dollar-dollar tersebut adalah miliknya.

"lalu apa yang sebenarnya kamu lakukan di sini?" Si pemudi bertanya.

"Menunggumu sambil menyelesaikan rubik." pemuda itu lalu memberikan rubik kepada si pemudi

"Kamu boleh menyimpannya kalau mau. Aku tak begitu suka rubik. Aku hanya menyelesaikan nya untukmu."

No comments:

Post a Comment