7.6.09

Ketika terlalu banyak hal berpotensi membangkitkan kenangan

Dibalik bed cover yang kujadikan selimut, aku berusaha sekuat tenaga untuk tenang. aku cukup lelah, aku ingin tidur, aku harus tidur, tapi mataku segera terbuka sepersekian detik setelah terpejam. Seperti ada yang belum selesai.

Aku menarik nafas agak dalam. Setelah beberapa kali, tercium wangi yang sangat khas. Wangi yang sangat akrab dengan hidungku. Aku mencium wangi rambutnya, kemudian wangi tubuhnya yang bercampur dengan wangi pengharum pakaian pada piyamanya. Aku merasakan tanganku di punggungnya dan dahiku di lehernya ketika kepalanya mendongak ke atas dan dagunya mengapit kepalaku. Agaknya aku belum sampai pada tahap Rapid Eye Movement (REM), tahap dalam tidur di mana biasanya kita bermimpi. Tapi... Ah! aku tak tahan begini. Aku keluar dari selimut dan menyalakan lampu. lampu gelap selalu mengingatkanku padanya. Dia biasa tidur gelap gulita sedangkan aku biasa dengan lampu menyala.

Aku menyusuri jalanan sepi, tak banyak kendaraan hanya beberapa motor yang kadang tanpa lampu baik depan maupun belakang. Tiba tiba aku rindu dia menggigit gemas lenganku ketika kami berdua di dalam mobil, kemudian menunjukkan giginya yang besar seperti kelinci tapi tersusun rapi. Lalu dia bilang '' I really love to bite!'' sambil mematuk-matukkan gigi atas dan bawahnya. Wajahnya sungguh kekanak-kanakan. Biasanya aku merintih kesakitan dan memaksanya berhenti tapi aku sebenarnya sangat senang. Ah! aku tak tahan begini. Rasa yang mungkin tak akan pernah aku dapatkan lagi.

Aku mendapatkan diriku termenung menyaksikan beberapa episode terakhir serial kartun Avatar. Episode ketika Aang melakukan invasi ke kerajaan api. Katara, salah satu karakter dalam kartun avatar, ketika itu dia menggerai rambutnya yang biasanya selalu diikat. Rambut yang hitam dan panjang tampak sangat terurus, kulitnya yang coklat dan matanya yang besar. Figur yang sungguh mirip dengannya. Ah! aku tak tahan begini. Bahkan film kartun pun mengingatkanku padanya.

Aku ke meja kerjaku dan menghidupkan komputer. Deadline masih seminggu tapi tak tau lagi mau apa. Sambil menunggu sebuah situs selesai loading aku biasa membuka-buka folder tanpa tau apa yang dicari. Sampai kepada folder foto. Mataku tertuju kepada satu foto. Fotoku dan dia hanya setengah badan tanpa kepala, rambutku masih panjang kala itu. Ya, itu adalah foto aku dan dia pertama kali. aku dan dia duduk bersebelahan, yang terlihat hanya gambar pada baju kami. Ada simbol anarki di bajuku yang berdasar hitam, dan bajunya putih bergambar mata dan bibir berwarna merah. entah kenapa aku sangat menyukai foto itu. Kami berdua tampak sangat kontras, dia yang terkesan manis dan aku yang dia sebut dengan berandalan, tapi seperti saling menyayangi. Foto pertama kami itu diambil baru setelah 3 bulan kami bersama, saat-saat di mana aku baru benar-benar berani menggenggam tangannya. Saat-saat itu adalah awal kemesraan kami.

Aku merasakan seseorang mencengkram leherku dari samping. Tapi aku tidak tersentak karena saat itu pula aku menyadari aku tidak menutup pintu dan aku tahu itu tangan seorang teman. Dia bilang "maaannn...you got to stop!" lalu dia mengangkat tangannya ke depan wajahku. Aku melihat air mataku yang menetes di pipi jatuh ke tangannya. Dengan sedikit malu suaraku parau "I miss her a lot..."

2 comments: